Warga membongkar ikan pora-pora hasil tangkapan di Danau Toba di
Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Sabtu
(23/7/2011). Sebagian warga menjadi nelayan di Danau Toba menangkap ikan
pora-pora. Selain itu juga ada budidaya keramba ikan.
Di lembah nan permai yang diapit Gunung Pusuk Buhit dan tebing
Kaldera Toba, terletaklah Sianjur Mulamula. Air berlimpah menyuburkan
hamparan sawah. Sedangkan Danau Toba, yang hanya berjarak 4,5 kilometer,
menjanjikan pasokan ikan berlimpah. Di desa inilah diyakini orang Batak
pertama diturunkan.
Kehidupan, awalnya hanya di dunia atas.
Begitulah kepercayaan sebagian masyarakat Batak. Di sana, tinggal Ompu
Debata Mulajadi na Bolon, beserta tiga dewa lain ciptaannya, yaitu
Batara Guru, Soripada, dan Mangalabulan bersama keturunan mereka.
Hingga tiba saatnya anak perempuan Batara Guru, Deakparujar, berumah
tangga. Dia ditunangkan dengan Raja Odapodap, putra dari Mangalabulan.
Namun, Deakparujar tidak menyukai tunangannya yang buruk rupa. Dia
mengulur waktu dengan berjanji menikah setelah selesai menenun tujuh
gumpalan benang kapas. Debata Mulajadi yang mengetahui siasat
Deakparujar melempar benang itu sehingga jatuh dari kayangan. Ingin
menyelamatkan tenunannya, Deakparujar meniti benang itu sehingga
terayun-ayun di antara lautan tak berbatas dan dunia kayangan.
Deakparujar yang enggan kembali ke kayangan lalu meminta Mulajadi
memberikannya tanah sebagai tempat berpijak. Permintaan itu dikabulkan.
Dengan segenggam tanah tersebut, Deakparujar membentuk daratan di
tengah-tengah lautan. Makin lama, bumi ciptaannya pun membesar.
Debata lalu mengirim Naga Padoha untuk membawa Deakparujar ke dunia
atas. Utusan Debata itu mencabik-cabik bumi ciptaan Deakparujar. Namun,
Deakparujar berhasil mengalahkan Naga Padoha. Bongkahan tanah yang
tercabik-cabik Naga Padoha menjelma menjadi pulau-pulau.
Deakparujar memutuskan tinggal di bumi ciptaannya itu. Sebagai hadiah,
sang ayah, Batara Guru, mengirimkan sebuah kotak yang begitu dibuka,
keluarlah berbagai makhluk dan tanaman memenuhi bumi baru. Deakparujar
menyebut kampung barunya itu Sianjur Mulamula.
Tidak
disangka-sangka, Debata mengirim Raja Odapodap ke dunia baru itu.
Akhirnya, Deakparujar pasrah menerima takdirnya dan menikah dengan Raja
Odopodap. Dari perkawinan itu lahir anak kembar laki dan perempuan yang
dinamai Sibursok dan Sitatap sebagai manusia mula-mula. Dari anak kembar
itu diturunkan raja-raja Batak, Raja Uti, Simarimbulubosi, Raja
Sisingamangaraja, dan Raja Nasiakbagi yang menjadi perpanjangan tangan
Debata di dunia.
Konon, Deakparujar mengundang penghuni kayangan
ke Sianjur Mulamula untuk menghadiri upacara pemberian nama anak-anak
mereka. Para penghuni dunia atas itu datang melalui puncak Pusuk Buhit
menuju ke Sianjur Mulamula di lereng gunung itu.
Gunung mitologis
Aliman Tua Limbong, warga Desa Aek Sipitu Dai, Kecamatan Sianjur
Mulamula, Kabupaten Samosir, masih menghayati mitos penciptaan itu dan
memandang sakral Gunung Pusuk Buhit. Gendang dan sejumlah alat musik
upacara yang mengisi ruangan di rumah panggungnya menjadi jejak
keyakinan Aliman Tua.
Alat-alat musik itu biasa dimainkannya
saat ritual, termasuk gondang mandudu yang khusus dimainkan sebagai
persembahan bagi Debata Mulajadi na Bolon. Dalam ritual mandudu, warga
Batak yang menghayati tradisi itu mempersembahkan kerbau.
”Kami
langsung memberi persembahan kepada Yang Maha Kuasa berupa kerbau
bertanda khusus seperti berpusaran lengkap, (empat pusaran). Orang Batak
sebut Sang Maha Kuasa itu Mulajadi na Bolon, Dia yang Maha Awal dan
tiada akhirnya, Maha Besar,” kata Aliman Tua menggambarkan upacara itu.
Saat mandudu berlangsung ujung rokok tak boleh menyala, telepon
seluler tidak berbunyi, kendaraan berhenti lalu lalang, dan bisik-bisik
berbicara pun dilarang. Hanya suara gendang mengambang di udara tanpa
henti, menjadi perantara dalam menyalurkan isi hati.
Mitos
penciptaan itu pula yang mengilhami kalangan parmalim. Pada suatu siang
di bulan Juli 2011 lalu, sekitar 1.500 perempuan berulos dan pria
bertutup kepala putih duduk melingkar memenuhi halaman Bale Pasogit
Partonggoan di Desa Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba
Samosir. Mereka tengah merayakan Sipaha Lima dengan mempersembahkan
sesaji besar sebagai ungkapan syukur atas rezeki dari Debata Mulajadi na
Bolon kepada pengikutnya sepanjang tahun.
Tidak hanya bagi
masyarakat tradisional Batak, bagi para vulkanolog, Pusuk Buhit juga
gunung api aktif istimewa. Kubah vulkanik yang berada dalam sistem
Kaldera Toba itu terbentuk pascaletusan terakhir Gunung Toba, sekitar
74.000 tahun lalu
0 komentar:
Posting Komentar