Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 30 September 2012

7 Tips agar gaji Bulanan tak cepat habis


1. Sisihkan Gaji

Sisihkan 10 sampai 30 persen gaji setelah menerima gaji, lalu simpan di rekening bank yang khusus untuk menabung. Usahakan jangan pernah memakai uang yang berada di bank tersebut. Agar tidak tergoda untuk melakukan penarikan uang, jangan membuat fasilitas kartu ATM pada akun bank tersebut.

2. Buat Prioritas
Membuat prioritas dalam pengeluaran. Dahulukan membayar tagihan-tagihan sebelum membelanjakan uang untuk kepuasan semata. agan harus menyisihkan uang di awal untuk membayar tagihan-tagihan tersebut.

3. Jangan Belanjakan Sekaligus
Saat menerima gaji, jangan membelanjakan uang agan sekaligus. Rencanakan setiap bulan seberapa banyak agan akan mengeluarkan uang untuk belanja dan taat pada rencana tersebut.

4. Bijak Saat Berbelanja
Jangan membeli berdasarkan keinginan, namun berdasarkan kebutuhan. Saat agan berpikir membutuhkan tas baru, pikirkan dua kali, apakah tas lama agan benar-benar tidak bisa dipakai sampai harus membeli yang baru? Jika tidak, bahkan mungkin masih ada beberapa tas di dalam lemari, sebaiknya alokasikan untuk keperluan lain yang lebih penting, atau ditabung.

5. Belanja Sesuai Kemampuan
Berbelanjalah sesuai uang yang agan/sista punya bulan ini, bukan berdasarkan seberapa uang atau bonus yang akan agan/sista dapat di kemudian hari. Ingat, jangan mengeluarkan uang untuk keperluan tidak penting dan berharap akan mendapatkan uang ekstra setelahnya.

6. Batasi Penggunaan Kartu Kredit
Jangan memiliki lebih dari dua kartu kredit di dalam dompet jika agan tidak bisa mengontrol penggunaanya. Gunakan kartu kredit secara bijaksana agar agan tidak terbebani saat membayarnya. Tuntaskan semua pembayaran kartu kredit dan utang lainnya, segera setelah gaji agan masuk. Dengan melunasi tagihan tersebut, di bulan-bulan berikutnya agan tidak akan terbebani lagi dengan utang.

7. Investasi
Investasikan gaji agan dengan mengikuti asuransi, bermain reksadana atau mendepositokan uang yang bisa ditarik sesuai persetujuan. Dengan cara ini sama saja seperti agan menabung disiplin.

Air Rebusan Mie Instan Harus Dibuang

Mie instan merupakan salah satu makanan yang paling mudah ditemukan, praktis, dan disukai banyak orang karena rasanya yang enak. Daya simpannya yang lama juga membuat mi instan kerap menjadi pilihan untuk mereka yang tinggal sendiri, namun tak punya waktu untuk memasak.

Meski begitu, terlalu banyak mengonsumsi mi instan disinyalir akan menimbulkan banyak efek negatif bagi tubuh oleh karena kandungan bahan pengawet atau penyedap rasanya. Kemudian, selain kandungan karbohidrat, mi instan tak cukup memiliki kandungan vitamin, mineral, atau serat, yang bermanfaat bagi tubuh. Sehingga, pada dasarnya mi instan tidak cukup memiliki nutrisi bagi keseimbangan gizi tubuh manusia.

"Namun yang paling berbahaya adalah adanya kandungan bahan pengawet, MSG (monosodium glutamat), dan bahan pewarna makanan yang ada di dalam mi instan," ungkap dr Patricia Wijaya, dokter ahli kecantikan dari Beauty Inc. kepada Kompas Female, usai peluncuran produk mi instan baru di Swiss Bel Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2012) lalu.

Kandungan bahan berbahaya dalam mi instan ini didapatkan dari proses pengolahan sampai proses pengawetan yang dilakukan dengan cara menggoreng mi sampai kering. Proses penggorengan biasanya menggunakan minyak goreng, yang membuat air rebusan menjadi keruh dan sedikit berminyak ketika direbus.

"Banyak orang yang mengatakan bahwa air rebusan pertama ini harus dibuang agar pengawetnya hilang. Namun sebenarnya zat pengawet ini tidak akan hilang," tukas dr Patricia.

Air rebusan mi instan yang pertama akan mengeluarkan minyak dan zat kimia lainnya yang mungkin saja digunakan untuk membuatnya. Namun, bahan pengawet dan kandungan lain yang berbahaya bagi kesehatan ketika diolah lebih lanjut ini tidak akan hilang 100 persen. Ia hanya akan berkurang sedikit ketika air rebusan pertama dibuang.

Kandungan minyak, bahan pengawet, MSG, dan zat pewarna masih akan tetap menempel pada mi instan meski kadarnya sudah berkurang beberapa persen. Perlu Anda ketahui, penggunaan bahan pengawet tak selamanya membahayakan, karena produsen mi instan tentunya harus mengikuti standar aman yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun kandungan bahan kimia ini masih berpotensi untuk menyebabkan berbagai gangguan kesehatan bila dikonsumsi secara rutin. "Efek yang dirasakan memang adalah efek jangka panjang, misalnya gangguan pencernaan, konstipasi, sampai kanker pencernaan, dan lainnya," tukasnya.

Dalam jangka panjang, bahan kimia tersebut juga akan sangat berbahaya bagi kecantikan wajah dan kulit. Kulit menjadi lebih kering, yang kelak akan menimbulkan berbagai gejala penuaan dini. Selain itu, mi instan juga akan merusak program diet Anda, karena kadar kalorinya tinggi. Sekali lagi, boleh-boleh saja menikmati mi instan, tetapi sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering. Jangan menjadikan mi instan sebagai makanan utama, melainkan sebagai jajanan selingan saja. Tetaplah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk sarapan, makan siang, dan makan malam.


6 Biaya Penting Disiapkan Sebelum Beli Rumah!

Sebaiknya setiap transaksi keuangan menyangkut tanah dan bangunan dilakukan di depan notaris atau pejabat pembuat akta tanah (PPAT) karena hal ini menyangkut aspek legalitas.

Beberapa biaya lain tersebut biasanya terkait kepentingan perizinan rumah yang akan Anda beli. Besaran biaya tersebut terutama untuk 6 keperluan, seperti BPHTB, biaya balik nama, notaris, provisi, asuransi serta akta pemberian hak tanggungan.

1. BPHTB

Mengacu pada pasal 5 UU No 21 tahun 1997, tarif BPHTB atau Perolehan hak atas tanah dan bangunan yang dibebankan ke pembeli adalah 5 persen dari Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOKP) setelah dikurangi Nilai Perolehan Objek Tidak Kena Pajak (NPOPTKP). Pada tiap wilayah nilai NPOPTKP berbeda-beda.

2. Biaya balik nama

Biaya ini adalah biaya untuk perubahan status kepemilikan dari penjual ke pembeli. Jika Anda membeli rumah dari pengembang, biasanya biaya balik nama sudah diurus pengembang. Anda cukup menyiapkan dananya saja, sementara jumlah besarannya berbeda-beda di tiap daerah.

3. Notaris

Sebaiknya setiap transaksi keuangan menyangkut tanah dan bangunan dilakukan di depan notaris atau pejabat pembuat akta tanah (PPAT). Hal ini patut Anda lakukan karena menyangkut aspek legalitas.

Umumnya notaris akan melakukan pengecekan sertifikat dan mengurus legalitas rumah. Besarnya biaya pun berbeda di tiap kota.

4. Provisi

Jika membeli rumah dengan KPR, ada biaya provisi yang harus Anda bayarkan ke bank. Biaya ini meliputi biaya administrasi dan dibebankan kepada pembeli. Besar biaya ini berbeda pada tiap bank, berkisar antara 1 persen dari total pinjaman yang disetujui.

5. Asuransi

Setiap rumah mendapatkan perlindungan asuransi, terutama yang Anda beli dengan fasilitas KPR. Umumnya asuransi yang ditawarkan pengembang hanya melindungi aset bank yang masih dalam proses pembayaran (cicil). Sedangkan aset yang sudah Anda miliki (sudah dicicil) tidak diganti, terutama jika sewaktu-waktu mengalami kerugian. Untuk itu, Anda dapat menambah polis untuk melindungi aset baru milik Anda ini.

6. Akta pemberian hak tanggungan

Akta ini merupakan jaminan pelunasan hutang pembeli kepada bank. Besar biayanya tergantung dari nominal KPR yang dicairkan oleh bank. Biaya akta tergantung dari daerah masing-masing.

Sabtu, 29 September 2012

Cara Membuka Situs Yang Diblokir (100% work)

Memperhatikan banyaknya apresiasi pembaca pada postingan Cara Membuka Situs yang Tidak Dapat Diakses karena Diblokir, yang pada kenyataannya untuk saat ini beberapa trik tidak dapat digunakan lagi. Maka dalam artikel berikut ini akan membahas cara paling efektif untuk membuka situs diblokir yang telah teruji untuk pengguna ISP manapun yang telah populer di Indonesia, seperti: telkomsel, speedy, telkom, axis, 3, xl, aha, fastnet dan lain sebagainya. beragam cara telah ditempuh pengguna internet untuk bebas mendapatkan informasi dari situs manapun yang diinginkan. Selain menggunakan trik, beberapa diantara kita juga menggunakan software, sebagai contoh DNS jumper, yang diharapkan dapat secara otomatis merubah DNS untuk dapat membuka pemblokiran situs, atau biasa disebut internet filtering, terkait software tersebut kita melihat banyak sekali pencarian untuk mendapatkan cara menggunakan DNS jumper, yang pada dasarnya hanya menempuh cara sederhana, namun tetap saja untuk saat ini penggunaan DNS jumper dapat dikatakan tidaklah efektif lagi. 

Dalam pembahasan ini Artikeltips.com memberikan informasi tentang sebuah addons firefox yang dinamakan AnonymoX, berfungsi efektif dan telah teruji dapat membuka website yang diblokir. AnonymoX dapat melewati beragam metode pemblokiran yang tersedia yang kemudian menggunakan identitas virtual terbaik dan tentunya aplikasi ini sangatlah mudah untuk digunakan.
https://addons.mozilla.org/en-US/firefox/addon/anonymox/
Cukup melakukan install pada browser mozilla firefox, kemudian melakukan klik sederhana untuk memastikan akses pada situs yang diinginkan, berikut cara menggunakan AnonymoX :

■ Setelah melakukan install addons akan mendapat tampilan seperti diatas.
■ Pastikan klik “Enable” untuk mengaktifkan Anonymox.
■ Klik lagi pada “Restart Now”.
■ Silahkan menikmati situs yang sebelumnya tidak dapat anda akses.

Penting Dibaca, pertanyaan yang muncul setelah proses diatas adalah, “mengapa situs yang diinginkan masih saja internet filtering?”. Untuk itu lakukan langkah sederhana berikut :

■ Buka tab baru (Open New Tab) dan;
■ Ketikkan kembali alamat URL situs yang dimaksudkan.

Jika hal tersebut telah dilakukan, seharusnya anda telah dapat mengakses situs apapun yang anda inginkan, untuk beberapa hal yang ingin ditanyakan silahkan ditanyakan pada kolom komentar.

Jumat, 28 September 2012

Komentar Pria Pemenang Lelang Ciuman Bibir Nikita Mirzani


Di acara malam konser amal yang bertajuk 'Senandung Untuk Negeri' yang digelar di Hard Rock Cafe, Jakarta Pusat, pada Rabu (26/9/2012) malam, pria berkebangsaan Belanda bernama Buddy Jansen, mengaku menjadi seorang lelaki yang paling beruntung.

Bagaimana tidak, Buddy Jansen adalah pria yang memenangkan lelang tiket konser Sting berkelas VIP, dan mendapat hadiah bonus ciuman bibir dari artis seksi Nikita Mirzani. Apa kesan dan komentar Buddy Jansen setelah ciuman bibir dengan Nikita Mirzani?

"Taste very nice. Saya mau one more time tapi jangan lah, cukup," celoteh Jansen setelah mendaratkan ciumannya di bibir Nikita.

Sebelumnya, Jansen mengaku tidak tahu jika dirinya akan seberuntung itu. Semula Jansen hanya ingin membeli tiket konser Sting yang dilelang untuk menggalang dana kemanusiaan korban gempa dan banjir bandang di Sigi, Parimo, dan Palu, Sulawesi Tengah.

Bahkan, pria yang bekerja sebagai kontraktor di salah satu perusahaan tambang di Sulawesi Tengah ini sama sekali tak mengenal Nikita Mirzani.

"Rasanya, saya enggak kenal Nikita, sumbang saja. She want jual tiket konser Sting," ujar Jansen.

Jansen menjadi satu-satunya peserta lelang yang semangat dan berapi-api melemparkan penawaran harga lelang tiket tanpa ada perlawanan dari peserta lainnya. Jansen mengaku punya alasan di balik itu.

"Saya enggak suka Sting tapi saya suka kamu (Nikita). Cium saya, saya kasih Rp 5 juta," celoteh Jansen.

"Biasanya ada nego (adu tawar harga). Saya enggak pernah ke konser makanya enggak mau tiket Sting, saya suka kamu, dia mau (cium) di pipi tapi saya enggak mau, saya maunya di bibir," lanjutnya.

Setelah malam penggalangan dana, Jansen berharap bisa mengenal Nikita Mirzani. "Nanti saya mau ngobrol. Saya enggak cari pacar. Saya enggak kenal Nikita Mirzani, tapi kenal Dewi Perssik dan Julia Perez," ujar Jansen.

Ngomong-ngomong, apa nanti ada yang marah? "Saya belum kimpoi," katanya sambil tertawa.

Sesaat sebelum meninggalkan Hard Rock Cafe, Jansen pun terlihat sempat menghampiri Nikita Mirzani. Entah ada obrolan apa di antara mereka berdua hingga akhirnya masing-masing saling mengangkat telepon genggam lalu bertukar nomor pribadi.

Jumat, 14 September 2012

7 Tahun Koma, Pria Ini Bangun Karena Obat Tidur


Pria asal Johannseburg, Afrika Selatan ini terbangun setelah "tidur panjang". Ia koma sejak tujuh tahun lalu. Sejak mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera otak parah. Kejadian ini dialaminya tahun 2005.

Kesabaran sang istri membuahkan hasil. Wanita ini tidak sengaja menenemukan "resep" jitu untuk suaminya. Ia membaca sebuah artikel kesehatan di salah satu koran. Isinya tentang bagaimana khasiat obat tidur dosis tinggi untuk mengatasi koma. Obat ini bernama stilnox.

Pada pemeriksaan medis sebelumnya, dokter telah menyatakan jika suaminya, Ayanda Nqinana, tidak akan pulih dari kondisi ini. Namun ia bersikeras agar dokter mau mencobakan obat tersebut pada suaminya.

Obat dosis tinggi ini hanya memerlukan waktu lima hari untuk bekerja. Nqinana terbangun. Bahkan ia dapat mengingat nama anak perempuannya, Ayavuya.

"Ayavuya begitu gembira, ia berlari dan mengatakan pada saya bahwa ayahnya masih mengingat jelas namanya," papar nyonya Nqinana, seperti dikutip TimesLive. Ia mengaku, hari dimana suaminya bangun, adalah hari terindah untuknya.

Stilnox sendiri merepukan obat berdosis tinggi yang biasa digunakan dokter untuk mengatasi insomnia. Obat ini berisi zolpidem yang dapat meningkatkan aliran darah ke otak.

Dikutip Daily Mail, Sebuah studi juga pernah meneliti hubungan stroke dengan obat ini. Dijelaskan John White, pemimpin penelitian di Moss Rehabilitation Center, Philadelphia, penelitian memang menemukan keterkaitan stroke dan stilnox. Sejauh ini dia telah menemukan bahwa 10 persen pasien stroke memberikan respon positif terhadap obat tersebut.

Meski Nqinana belum dapat melakukan percakapan dengan baik, namun ia dapat memberikan respon melalui bahasa isyarat, seperti acungan jempol.

Kasus ini bukan pertama kalinya stilnox membangunkan pasien koma. Sebelumnya, Sam Goddaed, pria 23 tahun asal Australia yang koma selama 45 hari, juga dapat berangsur membaik setelah menggunakan obat ini.

"Kecelakaan" Berbusana, Watson Tak Sengaja Ekspose Dada

Aktris cantik Emma Watson mengalami insiden memalukan saat menghadiri pemutaran film The Perks Of Being A Wallflower di ArcLight Cinerama Dome, Los Angeles, California, awal pekan ini. Seperti dilansir laman Daily Mail, pemeran Hermione Granger dalam film Harry Potter tersebut mengalami wardrobe malfunction atau "kecelakaan" dalam berbusana yang tanpa sengaja mengekspose bagian intim tubuh.

Saat itu Watson yang mengenakan gaun backless tengah berpose di hadapan fotografer. Namun, bagian atas gaun Watson tersingkap dan memperlihatkan payudara sang aktris. Beruntung, saat itu Watson menggunakan nipple daisy yang menutup bagian tubuhnya tersebut.

Aktris berusia 22 tahun ini pun segera memperbaiki gaunnya dan kembali berpose di depan para fotografer. Untuk diketahui The Perks Of Being A Wallflower adalah film pertama Watson dimana ia menjadi pemeran utama di dalamnya setelah Harry Potter.

Sebelumnya, Watson pernah memainkan peran kecil di film My Week With Marilyn dan menjadi pengisi suara dalam film animasi Tales of Despereaux. Selain Watson, film The Perks Of Being A Wallflower juga dibintangi oleh Nina Dobrev, Logan Lerman, dan Paul Rudd.

Orang (Indonesia) mulai Bosan Facebookan

Ada yang menarik dari data pengguna Facebook dunia yang dirilis oleh SocialBaker baru-baru ini. Indonesia memang masih menempati peringkat 4 pengguna facebook terbesar di dunia. Di atasnya masih ada Amerika, Brazil, dan India.
Jumlah penggunanya pun masih ‘yahud’ yaitu 42 juta lebih.
Namun yang perlu dicermati adalah penurunan pertumbuhan pengguna dalam kurun waktu 6 bulan hingga 2 minggu terakhir ini.

Dalam 6 bulan, pertumbuhan pengguna facebook di Indonesia turun sebesar 997.960 atau sekitar 2,32 %. Bahkan dalam 2 minggu terakhir, penurunannya mencapai 1.923.180 atau 4, 37%.
Kecenderungan penurunan pertumbuhan pengguna facebook juga terjadi di Amerika Serikat yang notabene adalah negara penguasa Facebook. Enam bulan terakhir, pertumbuhan facebook di Amerika turun 0,09%.
Total, ada 28 dari 213 negara yang mengalami penurunan penggunaan Facebook. Angka terbesar dicatat oleh negara Malta. Dalam kurun waktu 6 bulan, pertumbuhannya -47,88%. Angka yang fantastis bukan?
Akankah ini indikasi bahwa pengguna Facebook mulai mencapai batas optimum, atau memang karena layanan Facebook tak cukup lagi menarik perhatian?

Kamis, 06 September 2012

Misteri diBalik Orang yang Suka Memakai Jam Tangan!


Banyak hal yang tersembunyi dibalik aksesoris seseorang , salah satunya rahasia dibalik seseorang yang suka memakai jam tangan. Dari hasil pemgamatan dan sebuah analisa terbaru menyatakan beberapa hal yang tersembunyi dibalik orang beraksesoris jam tangan terutama karakter atau sifat yang dimilikinya.

Diantara banyak rahasia , seseorang yang menyukai jam tangan dan selalu terpasang ditangannya , ada hal-hal rahasia yang dimiliki oleh orang yang menyukai Jam Tangan:

a. Spiritualis

Mencoba untuk menganalisa penampilan seseorang dan membanding-bandingkannya dengan yang lain akan mendapatkan kesimpulan bahwa apa yang disukai seseorang itu merupakan sebuah pertanda dari karakter atau jiwa seseorang. Salah satu karakter orang yang menyukai jam tangan ternyata seseorang itu spiritualist, lebih mudah memahami ajaran-ajaran agama daripada orang-orang yang tidak menyukai jam tangan, sehingga ia juga lebih mudah memahami hal-hal yang bernuansa spiritual. Hal ini berlaku baik bagi perempuan maupun laki-laki.

b. Nafsu Seks Lebih Tinggi

Dengan sifat-sifat yang spiritualist kecendrungan seseorang yang menyukai jam tangan nafsu seksnya leih tinggi, hal ini disebabkan kemungkinan aktifnya chakra-chakra didalam tubuh serta mudah bangkitnya sakti kundalini . kundalini berdiam di chakra dasar dan apabila kundalini hendak bangkit maka ia akan naik ke chakra yang diatasnya sampai ke chakra Sahasra yang berada di Siwa dwara (kedudukan Tuhan didalam diri yang berada di ubun-ubun) , namun jika seseorang yang hanya belajar agama dan spiritual tumbuh sendiri , kundalini hanya naik sedkit yaitu ke chakra seks. Kemungkinan inilah memicu seks seseorang spiritualist lebih tinggi, oleh karena itu bila anda merasa diri mudah memahami hal-hal yang spiritualist seyogianya pandai-pandai untuk mengendalikan nafsu seks agar tidak terjerumus. Perlu dicatat ini hanya teori pribadi saya.

c. Tipe Orang Disiplin

Pecinta jam tangan dikatakan sebagai tipe orang yang disiplin secara logika hal ini sulit dibantah, seseorang yang disiplin sudah pastinya selalu sedia jam untuk dapat mengatur waktu sebaik-sebaiknya.

d. Lembut dan Cemburuan

Sifat - sifat baik lainnya orang pecinta jam tangan ternyata tipe orang yang lembut , dari kelembutannya ia dapat mencintai seseorang dengan tulus. Namun meski banyak yang bisa mencintai dengan tulus tidak jarang yang cemburuan, cemburu timbul karena rasa sayang yang berlebihan. Perlu disadari jika berhadapan dengan orang yang lembut harus waspada sebab apabila ia marah bisa mematikan atau kejam.

e. Lebih berkualitas

Percaya atau tidak , orang yang suka menggunakan jam tangan adalah orang yang lebih berkualitas, baik dibidang pengetahuan atau cara berpikir maupun kualitas penampilan, sebagian besar tipe orang ini wajah lebih menarik dan memiliki inner beauty yang lebih dalam, sehingga orang tersebut lebih berwibawa, apa yang dikatakan banyak menilai benar. Dengan kata lain orang pecinta jam tangan lebih bijaksana daripada yang tidak suka menggunakan jam tangan.

Demikianlah sedikit rahasia dibalik orang pecinta jam tangan. masih banyak hal yang tersembunyi dibalik hal-hal yang terlihat. Mari kita mencoba untuk menelusuri rahasia-rahasia tersebut sesuai cara pandang kita berdasarkan kondisi dan situasi lingkungan kita.

Kamis, 16 Agustus 2012

Banyak Keris Indonesia "Lari" ke Luar Negeri


Sekretariat Nasional Keris Indonesia  mencatat keris-keris pusaka warisan kerajaan di berbagai daerah di Indonesia banyak yang "lari" ke luar negeri akibat pemiliknya tergoda dengan harga tinggi.

"Sebenarnya hingga saat ini masih banyak keris-keris pusaka peninggalan kerajaan dan menjadi buruan para kolektor yang nantinya kembali dijual ke luar negeri," kata Humas Sekretariat Nasional Keris Indonesia  (SNKI) J Andri di Denpasar, Kamis (28/6/2012).

Ia mengatakan hal itu di sela-sela kegiatan sarasehan yang mengusung tema "Penguatan Keris sebagai Representasi Pusaka dan Peradaban Bangsa" yang digelar dalam kaitan menyambut Hari Tumpek Landep, ritual khusus yang ditujukan untuk keris dan benda-benda tajam yang terbuat dari bahan besi.

Ia mengatakan, di berbagai daerah di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera masih banyak memiliki warisan keris pusaka zaman kerajaan.

"Keris-keris tersebut kini menjadi sasaran empuk para pemburu keris untuk selanjutnya diperdagangkan kembali ke luar negeri," ujar J Andri yang mengaku memiliki 400 koleksi keris.

Jika keris-keris pusaka warisan zaman kerajan di Tanah Air itu sampai habis dijual ke luar negeri, maka generasi mendatang tidak akan mengetahui betapa Indonesia pernah kaya dengan beraneka ragam keris yang pernah dimiliki.

"Keris Indonesia, khususnya dari kerajaan-kerajaan di Kalimantan dan Sumatera kini menjadi koleksi museum di Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam," tutur J. Andri.

Oleh sebab itu perlu kesadaran dari para pewaris keris pusaka bekas kerajaan di Tanah Air untuk tetap melestarikan. Selain itu pemerintah kabupaten/kota, khususnya museum untuk mengoleksinya, jangan sampai warisan yang bernilai sejarah itu "lari" ke luar negeri.

Hal itu penting karena keris pusaka merupakan salah satu warisan seni budaya yang diharapkan tetap eksis di tengah kemajuan dan perkembangan sebagai cermin peradaban bangsa Indonesia, ujar J. Andri.

Gigi anjing menjadi ornamen hiasan tas tangan tertua di dunia.

 Kutang kuno berasal dari masa 600 tahun lalu.

Penemuan baru mengubah pemahaman tentang sejarah pakaian dalam. Arkeolog dari University of Insbruck menemukan sisa-sisa kutang dari masa 600 tahun lalu, menunjukkan bahwa jenis pakaian dalam tersebut eksis lebih awal dari dugaan.
Kutang tersebut ditemukan di sebuah kastil di Austria, merupakan peninggalan dari abad pertengahan. Kutang terbuat dari bahan linen.
Sebenarnya, kutang sudah ditemukan pada tahun 2008. Namun, informasi baru menyebar ke publik setelah penemunya, Beatrix Nutz, mengungkap temuannya kepada BBC History Magazine.
Ilmuwan dan pakar fashion terkejut dengan penemuan ini. Sebelumnya, dipercaya bahwa pakaian dalam yang berkembang lebih dulu adalah korset.
Kutang baru berkembang sekitar 100 tahun lalu ketika perempuan mulai mengabaikan korset yang ketat.
Dengan temuan ini, maka diketahui bahwa kutang juga berkembang sejak lama.
"Kami tak memercayai penemuan ini sendiri. Dari yang kami tahu, tak ada pabrik garmen memproduksi kutang pada abad ke-15," kata Beatrix Mutz dari University of Insbruck, penemu kutang tersebut, seperti dikutip AP, Kamis (9/7/2012).
Riset menunjukkan, kutang yang ditemukan tak cuma fungsional. Hiasan serupa dengan kutang modern seperti renda dan ornamen lainnya juga didapatkan.
Selain itu, kutang ini juga dilengkapi cup. Tali kutang, meskipun sudah hancur, tanda keberadaannya dapat dikenali.
Hillary Davidson, kurator fashion dari Museum London, mengatakan bahwa kutang ini adalah missing link dalam perkembangan pakaian dalam perempuan.
Kutang sendiri dipercaya baru berkembang pada awal abad ke-19 dan dibuat kali pertama oleh Mary Phelps Jacob, sosialite asal New York, yang tak puas dengan korset.

Selain kutang, di Lemberg Castle di Tyrol, peneliti juga menemukan sepasang panties. Namun menurut Nutz, panties tersebut diduga merupakan pakaian laki-laki.
Celana dalam diduga merupakan simbol dominasi dan kekuasaan laki-laki pada masa itu.

Tas Tangan Tertua di Dunia Berhias Gigi Anjing

 Gigi anjing menjadi ornamen hiasan tas tangan tertua di dunia.
Arkeolog menemukan tas tangan tertua di dunia lewat penggalian di sebuah kawasan pemakaman dekat kota Leipzig, Jerman. Penutup tas gaya dari Zaman Batu tersebut berhiaskan gigi anjing yang berasal dari masa 2.500-2.200 Sebelum Masehi.

Temuan tas ini sangat spesial. "Inilah pertama kalinya kita bisa menunjukkan bukti langsung adanya tas seperti ini," kata Susanne Friederich dari Sachsen-Anhalt State Archaeology and Preservation Office seperti dikutip National Geographic, Rabu (27/6/2012).

Frederich sebenarnya tidak secara langsung menemukan tas. Kulit atau kain yang menjadi bagian tas itu telah lenyap setelah ribuan tahun. Sisa-sisa yang ia temukan adalah gigi anjing yang tersusun rapi. Frederich menduga bahwa gigi tersebut menjadi ornamen penghias bagian tutup tas.

Gigi anjing penghias tas tangan tersebut ditemukan di wilayah seluas 100 hektar, yang pada tahun 2015 akan dibuka menjadi kawasan pertambangan. Di tempat itu telah ditemukan lebih dari 300 pemakaman, ratusan alat batu, anak tombak, gerabah, kancing batu, dan kalung amber. Ada pula perhiasan emas seberat 0,5 kg dari masa 50 SM.

Gigi anjing dan gigi hewan lain seperti serigala tampaknya menjadi ornamen idola saat itu. Bahan-bahan itu membuat tas menjadi lebih fashionable pada masanya. Selain gigi, cangkang mollusca juga menjadi salah satu ornamen penting. Bukti nyatanya adalah adanya selimut berhiaskan cangkang itu.

Baik tas maupun selimut dan perhiasan diduga menjadi penghias mayat yang akan dikuburkan. Ini terbukti dari penemuan di lokasi dekat pemakaman. Orang yang dikubur di pemakaman tersebut sepertinya orang yang spesial sebab tak semua orang dari Zaman Batu dikubur dekat perhiasan lengkap.

Di Balik Elok Danau Toba


Toba ibarat Indonesia kecil. Dia menampilkan ironi tentang pemandangan yang elok, sumber air dan kehidupan, namun sekaligus menyimpan riwayat—dan ancaman—mematikan.
Danau Toba, yang sejatinya merupakan kaldera gunung api raksasa pernah meletus hebat sehingga mengubah iklim dunia dan nyaris menamatkan umat manusia. Jauh di balik permai Danau Toba yang menghampar di Sumatera Utara, sebuah daya rusak yang mahadahsyat tersembunyi di dalamnya.
Sekitar 74.000 tahun lampau, Gunung Toba meletus hebat (supereruption), mengirim awan panas raksasa yang menutup nyaris seluruh ujung timur hingga barat Pulau Sumatera. Jutaan kubik abu dimuntahkan, menutupi Lautan Hindia hingga Laut Arab dan sebagian Samudera Pasifik. Aerosol asam sulfat yang dilepaskan kemudian menyebar luas ke atmosfir dan menutupi bumi hingga mencipta kegelapan total selama enam tahun.
Suhu bumi mendingin hingga 5 derajat Celsius. Musim dingin global tercipta dari letusan gunung api (volcanic winter). Fotosintesis terhenti. Tumbuhan sekarat, hewan buruan menipis. Homo sapiens, nenek moyang manusia modern, berada di titik nadir, hanya bertahan sekitar 3.000 jiwa. Migrasi manusia pun terhenti dan mereka terisolasi di Afrika, seperti yang terekam dalam kemiripan genetika manusia modern di seluruh penjuru dunia.
Periode ini dikenal sebagai kemacetan populasi manusia modern atau population bottlenecks. Berada di level tertinggi letusan gunung api, yaitu skala 8 volcanic eruption index (VEI), Toba adalah gunung api super (supervolcano), yang letusannya menjadi yang terkuat dalam dua juta tahun terakhir.
Walaupun letusan gunung api, kini, bukan sepenuhnya kejutan geologis dan penelitian tentang hal ini telah berkembang jauh. Namun, beberapa pertanyaan dasar tentang supervolcano, seperti Toba, tetap sulit dijawab, karena sedikitnya pengetahuan kita tentangnya.
Karena itu, Toba yang terbentuk dari kombinasi proses vulkano-tektonik sesungguhnya merupakan gudang ilmu geologi dan vulkanologi sekaligus, yang menantang untuk ditelisik lebih jauh. Toba juga menyedot perhatian para ahli iklim dunia, karena dampak letusannya yang pernah mendinginkan suhu bumi. Selain juga menarik para antropolog, arkeolog, dan ahli genetika terkait dampaknya terhadap perkembangan dan migrasi manusia modern.

Toba, Paduan Vulkano-Tektonik


Di balik permai Danau Toba yang menghampar di Sumatera Utara, sebuah daya rusak yang mahadahsyat tersembunyi di dalamnya. Sekitar 74.000 tahun lampau, Gunung Toba meletus hebat dan nyaris menamatkan umat manusia.

Kedahsyatan letusan gunung api raksasa (supervolcano) Toba itu bersumber dari gejolak bawah bumi yang hiperaktif. Lempeng lautan Indo-Australia yang mengandung lapisan sedimen menunjam di bawah lempeng benua Eurasia, tempat duduknya Pulau Sumatera, dengan kecepatan 7 sentimeter per tahun.

Gesekan dua lempeng di kedalaman sekitar 150 kilometer di bawah bumi itu menciptakan panas yang melelehkan bebatuan, lalu naik ke atas sebagai magma. Semakin banyak sedimen yang masuk ke dalam, semakin banyak sumber magmanya.

Kantong magma Toba yang meraksasa disuplai oleh banyaknya lelehan sedimen lempeng benua yang hiperaktif. Kolaborasi tiga peneliti dari German Center for Geosciences (GFZ) dengan Danny Hilman dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Fauzi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 2010 menyimpulkan bahwa di bawah Kaldera Toba terdapat dua dapur magma yang terpisah.

Dapur magma ini diperkirakan memiliki volume sedikitnya 34.000 kilometer kubik yang mengonfirmasi banyaknya magma yang pernah dikeluarkan gunung ini sebelumnya.

Vulkano-tektonik

Tak hanya dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik dari dapur magma, Danau Toba (baca: Kaldera Toba) ternyata juga sangat dipengaruhi oleh kegiatan tektonik yang mengimpitnya sehingga kalangan geolog menyebutnya sebagai vulkano-tektonik.

Tumbukan lempeng bumi yang sangat kuat dari lempeng Indo-Australia telah memicu terbentuknya sesar geser besar yang disebut sebagai Zona Sesar Besar Sumatera (Sumatera Fault Zone/SFZ). Sesar ini memanjang hingga 1.700 kilometer dari Teluk Lampung hingga Aceh. Hampir semua gunung berapi di Sumatera berdiri di atas sesar raksasa ini.

Uniknya, Kaldera Toba tidak berada persis di atas sesar ini. Dia menyimpang beberapa kilometer ke sebelah timur laut sesar Sumatera. ”Di antara Sungai Barumun dan Sungai Wampu, Pegunungan Barisan (yang berdiri di atas sesar) tiba-tiba melebar dan terjadi pengangkatan dari bawah yang membentuk dataran tinggi; panjangnya 275 km dan lebar 150 km yang disebut Batak Tumor,” papar Van Bemmelen, geolog Belanda yang pada 1939 untuk pertama kali mengemukakan bahwa Toba adalah gunung api.

Pengangkatan Batak Tumor ini, disebut Bemmelen, menjadi fase awal pembentukan Gunung Toba. Saat pembubungan terjadi, sebagian magma keluar melalui retakan awal membentuk tubuh gunung. Jejak awal tubuh gunung ini masih terlihat di sekitar Haranggaol, Tongging, dan Silalahi. Sementara sebagian besar lainnya telah musnah saat terjadinya letusan Toba terbaru sekitar 74.000 tahun lalu (Youngest Toba Tuff/YTT).

Danau Toba jelas terpengaruh oleh gaya sesar ini. Bentuk Danau Toba yang memanjang, bukan bulat sebagaimana lazimnya kaldera, menunjukkan dia terpengaruh dengan gaya sesar geser yang berimpit di kawasan ini. Sisi terpanjang danau, yang mencapai 90 km, sejajar dengan Zona Sesar Sumatera, yang merupakan salah satu patahan teraktif di dunia selain Patahan San Andreas di Amerika. Aktivitas gunung berapi di Sumatera, termasuk Toba, dikontrol oleh patahan ini.
Danau Toba terlihat dari Pulau Samosir, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Sabtu (23/7/2011). Danau Toba adalah danau terbesar di Indonesia. Danau hasil volcano tektonik terbesar di dunia, dengan panjang danau 87 kilometer dan lebar 27 kilometer, terbentuk dari letusan gunung berapi raksasa (supervolcano) yang terjadi sekitar 75 ribu tahun lalu.

Tanah putih nan rapuh tersusun berlapis hingga dua meter. Beberapa lembar daun tercetak di dalamnya. Berserak di pinggir jalan Simbolon-Pangururan di Pulau Samosir, lapisan  itu sesungguhnya endapan ganggang dan fosil dedaunan yang berumur puluhan ribu tahun. Fosil yang menjadi bukti penting denyut magma di bawah Danau Toba.
Bagi warga sekitar, fosil daun dan ganggang yang berada 38 meter dari permukaan air danau itu hanyalah gundukan, yang sering dikira sebagai batuan kapur biasa. "Saya tidak pernah tahu kalau itu fosil ganggang," kata Astri Sinurat (25), warga Pangururan.
Namun, bagi para ahli geologi lapisan tanah itu adalah subyek amatan sangat penting untuk memahami dinamika gunung api raksasa (supervolcano) yang bersemayam di bawah Danau Toba (baca:Kaldera Toba). Tak hanya di Simbolon-Pangururan, fosil ganggang juga ditemui nyaris di seluruh lapisan tanah di Samosir.
"Fosil ganggang menguatkan bukti-bukti tentang pengangkatan Pulau Samosir dari dasar danau," kata Indyo Pratomo, geolog dari Museum Geologi Indonesia, yang menyingkap lapisan ganggang dan fosil itu, Juli 2011.
Keberadaan fosil ini ibarat jejak yang dipahatkan alam di masa silam bahwa permukaan tanah di Pulau Samosir itu dulunya pernah terendam air, karena ganggang hanya bisa hidup di dalam air. Selama puluhan ribu tahun, dasar danau yang berkedalaman hingga 500 meter itu perlahan naik hingga membentuk Pulau Samosir di atas Pulau Sumatera.
Pengangkatan itu, menurut Indyo, terjadi pascaletusan terakhir Gunung Toba (Youngest Toba Tuff/YTT) sekitar 74.000 tahun lalu. Sebelum itu Toba juga pernah meletus sekitar 501.000 tahun lalu (Middle Toba Tuff, MTT) dan sekitar 840.000 tahun lalu (Oldest Toba Tuff, OTT). CA Chesner, geolog dari Eastern Illinois University dan WI Rose, geolog dari Michigan Technology University pada 1991, yang meneliti usia rempah vulkanik di sekitar Toba melalui radioaktif Argon-argon (40Ar/39Ar) menemukan, material bebatuan Samosir berusia sekitar 74.000 tahun lalu, atau seusia letusan YTT.
Setelah meletus hebat, Kaldera Toba tertutup bebatuan beku. Air kemudian mengisi kaldera hingga membentuk danau. Ganggang mulai hidup di dalam danau itu. Di tepiannya, semak dan pepohonan tumbuh menghijau. Beberapa daunnya luruh dan terendapkan di antara lebatnya ganggang di dalam air.
Sebagaimana kehidupan baru yang mulai tumbuh di dalam danau, magma nun jauh di bawah bumi terus menggeliat, mencari jalan keluar ke permukaan bumi. Dapur magma yang sebelumnya terkuras saat letusan YTT, kembali terisi. Magma itu kemudian mendesak bebatuan penyumbatnya ke atas.
Perlahan, sebagian dasar kaldera itu pun terangkat naik mengikuti gaya dorong magma di bawahnya. Dasar danau di bagian tengah yang semula terendam mulai muncul ke permukaan mencipta daratan baru. Ganggang dan dedaunan yang terendapkan di dasar danau juga turut terangkat naik. "Butuh penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah proses pengangkatan itu masih terjadi sampai sekarang. Sejauh ini belum ada yang menelitinya," kata Indyo.
Sedemikian kuatkah dorongan magma Toba sehingga mampu mengangkat dasar danau sedalam ratusan meter hingga membentuk pulau?
CA Chesner, geolog dari Eastern Illiois University, menyebutkan, saat meletus pada 74.000 tahun lalu, Toba melontarkan 2.800 kilometer kubik magma, Inilah letusan berskala 8 dalam Volcano Explosivity Index (VEI), terkuat dalam 2 juta tahun terakhir.
Luncuran awan panas letusan YTT mencapai area seluas 20.000 km2. Awan panas itu menimbun nyaris seluruh daratan Sumatera mulai dari Samudera Hindia di sebelah barat hingga Selat Malaka di sebelah timur dengan ketebalan material rata-rata 100 m dan di beberapa area mencapai 400 meter.
Jejak letusan
Indyo menghadirkan narasi tentang letusan raksasa Toba itu, melalui jejak bebatuan yang berserak di sekitar Danau Toba. Salah satunya melalui bebatuan di pinggir jalan Kabanjahe-Doloksanggul, sekitar 30 km dari tepi Danau Toba.
Sekalipun bagi mata awam, tebing yang terkelupas karena penambangan itu barangkali hanyalah tanah biasa, namun di mata Indyo, itu adalah bukti-bukti nyata pernah terjadinya letusan raksasa.
Bersama Indyo pada pertengahan Juli 2011 itu, kami menyusuri jejak perjalanan geolog Belanda, Van Bemmelen (1939) yang untuk pertama kali menemukan limpahan material vulkanik yang menutupi seluruh kawasan sekitar Danau Toba. Bemmelen adalah orang yang pertama kali menyimpulkan bahwa danau ini terbentuk dari letusan gunung api.
"Tinggi tebing yang tersusun dari batu apung di kawasan ini bisa mencapai lebih dari 50 meter. Tak adanya pelapisan, menunjukkan material ini dilontarkan seketika saat letusan. Padahal ini belum dasarnya," Indyo menggambarkan kedahsyatan letusan itu.
Letusan itu membentuk awan panas, lalu runtuh dan menimbun kawasan sekitarnya. Kedalaman timbunan awan panas di sekitar Danau Toba, diperkirakan mencapai lebih dari 100 meter. Kombinasi kegiatan volkano-tektonik di kawasan Toba, menurut Indyo, juga memicu terjadinya runtuhan dan pengangkatan lapisan bumi, yang mengakibatkan tersingkapnya batuan dasar dari periode permo-karbon, yaitu sekitar 300 juta tahun yang lalu.
"Kami menyebut bebatuan itu formasi bahorok, karena batu yang sama ditemukan di kawasan Bahorok. Asalnya sebenarnya dari Gondwana, benua raksasa di masa lalu yang berada di belahan bumi selatan," kata Indyo.
Benua raksasa ini terpecah dan mengapung saat mencairnya zaman es dan terbawa hingga ke Sumatera. Batuan itu berwarna hitam, berbentuk pipih, dan berlapis-lapis, dengan noda-noda berwarna kuning. "Batuan ini juga sering disebut sebagai batu sabak yang dipakai untuk buku tulis di masa lalu. Bentuknya pipih dan warnanya hitam. Batu sejenis bisa ditemukan di sekitar Pegunungan Himalaya," kata Indyo.
Letusan Toba, menurut Indyo, sangat kuat dan unik. "Di gunung-gunung lain tak pernah dilihat batuan dasar yang terbongkar akibat letusan. Bahkan letusan Gunung Tambora, yang terkuat di dunia modern, tak pernah ditemukan batuan dasarnya," katanya.
Supervolcano Toba memang gunung super, yang letusannya berdampak global, bahkan dipercaya telah mengubah perjalanan manusia modern (Homo sapiens).  Saat Toba meletus, spesies homo sapiens yang menjadi nenek moyang manusia modern nyaris punah. Migrasi terhenti dan mereka terisolasi di suatu tempat di Afrika, seperti yang terekam dalam kemiripan genetika manusia modern di seluruh penjuru dunia.
Inilah periode population bottlenecks yang mengundang tanda tanya para ahli selama puluhan tahun, yang belakangan sering dihubungkan dengan letusan Gunung Toba. Dengan riwayat yang sedemikian hebat ini, sebagian besar masyarakat di nusantara mengenal Danau Toba lebih karena keindahannya semata dan kekayaan budaya masyarakat yang mendiaminya.
Para pemangku kepentingan, pemandu wisata, para turis asing, bahkan warga yang bertahun-tahun mendiami Kaldera Toba kebanyakan tak paham bahwa di balik keindahan Toba terdapat sejarah mahapenting tentang letusan Supervolcano Toba, yang letusannya telah mengubah dunia.
Kebanyakan warga Samosir tidak mengetahui bahwa daratan yang mereka diami dulunya merupakan dasar danau yang terbentuk dari proses vulkano-tektonik sangat dahsyat. Ifi D Sitanggang (25), warga Samosir, mengatakan, kebanyakan warga memahami Pulau Samosir maupun Danau Toba dari mitos dan dongeng yang dikisahkan orang tua.
Nurlela (40) juga tinggal berpuluh tahun dan hidup dari Kaldera Toba. Perempuan asli Tomok ini sehari-hari berdagang ikan pora-pora, ikan kecil yang banyak terdapat di danau ini. Sedangkan, suaminya bertani. Bagi  Nurlela, air  Danau Toba, batuan, dan tanah Samosir sebatas tempat mencari penghidupan.
Tak pernah terlintas dalam benak Nurlela betapa dahulu di tempatnya hidup itu pernah berdiri gunung yang letusannya mengubah dunia.

Hidup Bermula di Sianjur Mulamula

Warga membongkar ikan pora-pora hasil tangkapan di Danau Toba di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Sabtu (23/7/2011). Sebagian warga menjadi nelayan di Danau Toba menangkap ikan pora-pora. Selain itu juga ada budidaya keramba ikan. 

Di lembah nan permai yang diapit Gunung Pusuk Buhit dan tebing Kaldera Toba, terletaklah Sianjur Mulamula. Air berlimpah menyuburkan hamparan sawah. Sedangkan Danau Toba, yang hanya berjarak 4,5 kilometer, menjanjikan pasokan ikan berlimpah. Di desa inilah diyakini orang Batak pertama diturunkan.
Kehidupan, awalnya hanya di dunia atas. Begitulah kepercayaan sebagian masyarakat Batak. Di sana, tinggal Ompu Debata Mulajadi na Bolon, beserta tiga dewa lain ciptaannya, yaitu Batara Guru, Soripada, dan Mangalabulan bersama keturunan mereka.
Hingga tiba saatnya anak perempuan Batara Guru, Deakparujar, berumah tangga. Dia ditunangkan dengan Raja Odapodap, putra dari Mangalabulan.
Namun, Deakparujar tidak menyukai tunangannya yang buruk rupa. Dia mengulur waktu dengan berjanji menikah setelah selesai menenun tujuh gumpalan benang kapas. Debata Mulajadi yang mengetahui siasat Deakparujar melempar benang itu sehingga jatuh dari kayangan. Ingin menyelamatkan tenunannya, Deakparujar meniti benang itu sehingga terayun-ayun di antara lautan tak berbatas dan dunia kayangan.
Deakparujar yang enggan kembali ke kayangan lalu meminta Mulajadi memberikannya tanah sebagai tempat berpijak. Permintaan itu dikabulkan. Dengan segenggam tanah tersebut, Deakparujar membentuk daratan di tengah-tengah lautan. Makin lama, bumi ciptaannya pun membesar.
Debata lalu mengirim Naga Padoha untuk membawa Deakparujar ke dunia atas. Utusan Debata itu mencabik-cabik bumi ciptaan Deakparujar. Namun, Deakparujar berhasil mengalahkan Naga Padoha. Bongkahan tanah yang tercabik-cabik Naga Padoha menjelma menjadi pulau-pulau.
Deakparujar memutuskan tinggal di bumi ciptaannya itu. Sebagai hadiah, sang ayah, Batara Guru, mengirimkan sebuah kotak yang begitu dibuka, keluarlah berbagai makhluk dan tanaman memenuhi bumi baru. Deakparujar menyebut kampung barunya itu Sianjur Mulamula.
Tidak disangka-sangka, Debata mengirim Raja Odapodap ke dunia baru itu. Akhirnya, Deakparujar pasrah menerima takdirnya dan menikah dengan Raja Odopodap. Dari perkawinan itu lahir anak kembar laki dan perempuan yang dinamai Sibursok dan Sitatap sebagai manusia mula-mula. Dari anak kembar itu diturunkan raja-raja Batak, Raja Uti, Simarimbulubosi, Raja Sisingamangaraja, dan Raja Nasiakbagi yang menjadi perpanjangan tangan Debata di dunia.
Konon, Deakparujar mengundang penghuni kayangan ke Sianjur Mulamula untuk menghadiri upacara pemberian nama anak-anak mereka. Para penghuni dunia atas itu datang melalui puncak Pusuk Buhit menuju ke Sianjur Mulamula di lereng gunung itu.
Gunung mitologis
Aliman Tua Limbong, warga Desa Aek Sipitu Dai, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, masih menghayati mitos penciptaan itu dan memandang sakral Gunung Pusuk Buhit. Gendang dan sejumlah alat musik upacara yang mengisi ruangan di rumah panggungnya menjadi jejak keyakinan Aliman Tua.
Alat-alat musik itu biasa dimainkannya saat ritual, termasuk gondang mandudu yang khusus dimainkan sebagai persembahan bagi Debata Mulajadi na Bolon. Dalam ritual mandudu, warga Batak yang menghayati tradisi itu mempersembahkan kerbau.
”Kami langsung memberi persembahan kepada Yang Maha Kuasa berupa kerbau bertanda khusus seperti berpusaran lengkap, (empat pusaran). Orang Batak sebut Sang Maha Kuasa itu Mulajadi na Bolon, Dia yang Maha Awal dan tiada akhirnya, Maha Besar,” kata Aliman Tua menggambarkan upacara itu.
Saat mandudu berlangsung ujung rokok tak boleh menyala, telepon seluler tidak berbunyi, kendaraan berhenti lalu lalang, dan bisik-bisik berbicara pun dilarang. Hanya suara gendang mengambang di udara tanpa henti, menjadi perantara dalam menyalurkan isi hati.
Mitos penciptaan itu pula yang mengilhami kalangan parmalim. Pada suatu siang di bulan Juli 2011 lalu, sekitar 1.500 perempuan berulos dan pria bertutup kepala putih duduk melingkar memenuhi halaman Bale Pasogit Partonggoan di Desa Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Mereka tengah merayakan Sipaha Lima dengan mempersembahkan sesaji besar sebagai ungkapan syukur atas rezeki dari Debata Mulajadi na Bolon kepada pengikutnya sepanjang tahun.
Tidak hanya bagi masyarakat tradisional Batak, bagi para vulkanolog, Pusuk Buhit juga gunung api aktif istimewa. Kubah vulkanik yang berada dalam sistem Kaldera Toba itu terbentuk pascaletusan terakhir Gunung Toba, sekitar 74.000 tahun lalu

Ancaman Toba yang Jauh dari Ingatan


Letusan gunung api Toba, sekitar 74.000 tahun lalu, bagi masyarakat di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, lebih merupakan kisah masa lalu yang dibawa secara tiba-tiba ke hadapan mereka dalam bentuk teori letusan. Terasa asing, karena bagi mereka, Danau Toba lebih merupakan berkah alam yang harus dijaga kelestariannya, bukan ditakuti.
Tiadanya aktivitas Gunung Toba, setelah letusan terakhir puluhan ribu tahun lalu, menjadikan wilayah ini relatif aman dihuni. Masyarakat umumnya tidak khawatir akan tertimpa bencana meskipun hidup di atas sumbu Bumi yang pernah meledak hebat.
Kendati tetangganya, Gunung Sinabung, pernah meletus pada tahun 2010, tetapi kondisi ini tidak mengubah persepsi masyarakat di Toba. Tradisi dan upacara pemujaan yang dilakukan pun, umumnya lebih menggambarkan doa-doa memohon keselamatan dari bencana gagal panen, banjir, longsor, atau penyakit, tetapi tidak secara khusus mengaitkannya dengan bahaya aktivitas gunung api.
Bagi mereka, khususnya warga di Pulau Samosir dan sekitarnya, apa yang dalam kajian geologi disebut sebagai Gunung Toba, sekarang adalah tempat berpijak yang nyaman. ”Bagi kami, Toba adalah surga,” kata Bernath Nainggolan (40), warga Samosir.
Gunung api aktif terdekat yang mereka kenal adalah Pusuk Buhit di dekat Pangururan, ibu kota Kabupaten Samosir, yang belum pernah mengirim petaka kepada masyarakat. Hubungan masyarakat sekitar dengan Gunung Pusuk Buhit merupakan hubungan mitologis bernuansa sejarah. Gunung Pusuk Buhit dipercaya masyarakat sekitar Danau Toba sebagai gunung sakral, yang mampu memberikan perlindungan dan berkah bagi mereka yang mengunjungi dan melantunkan doa di sana.
Namun, sebagai daerah yang berada di zona sesar gempa, sebetulnya daerah sekitar Gunung Pusuk Buhit dan Danau Toba cukup berbahaya. Menurut data Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Samosir, wilayah paling rawan gempa terdapat di Kecamatan Harian dan Sitio-Tio.
Di Kecamatan Harian, luas cakupan rawan gempa meliputi wilayah seluas 1.771 hektar, sedangkan di Kecamatan Sitio-Tio seluas 1.600 hektar. Meskipun dinyatakan berbahaya, sejauh ini persiapan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa nyaris tidak terlihat.
Tidak siap
Kesiapan pemerintah daerah dalam mengatasi bencana, baik letusan gunung api, gempa tektonik, maupun bencana lainnya, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara Ahmad Hidayat, belum didukung perangkat memadai, termasuk payung hukum berupa peraturan daerah.
Bahkan, di Gunung Sinabung, diakui Hidayat, baru ada seismograf untuk mengukur aktivitas gunung berapi, tetapi belum tersedia peralatan yang memadai untuk peringatan dini, seperti sirene, atau sejenisnya.
”Kekurangan dana, menjadikan BPBD saat ini hanya berfungsi sebagai koordinator saja ketika terjadi bencana, belum menjadi badan yang bertindak langsung ketika terjadi bencana,” ungkap Ahmad.
Keterbatasan peralatan, membuat upaya pencatatan data melalui alat seismograf untuk Gunung Sibayak tidak bisa dilakukan sendiri, masih menjadi satu dengan pemantauan untuk Gunung Sinabung. Sementara untuk wilayah Danau Toba, pemantauan dilakukan oleh Stasiun Geofisika di Parapat.
Meskipun belum memiliki payung hukum berupa peraturan daerah tentang bencana alam, sejauh ini, BPBD Sumatera Utara sudah merumuskan prosedur operasi standar (SOP) jika terjadi bencana, seperti letusan gunung, atau gempa. Namun, sosialisasinya baru sebatas kepada kalangan aparat pemerintahan daerah.
”Untuk sosialisasi tentang cara-cara penanganan bencana dan evakuasi, sejauh ini belum sampai ke masyarakat langsung, kecuali di Tarutung, Juni 2011 lalu,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumatera Utara Anasuddin Panjaitan.
Di wilayah Danau Toba, menurut Kepala BLH Kabupaten Samosir Darwin Harianja, sudah disiapkan sejumlah peralatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

Bangkitnya Ritual Orang Gunung

Dukun perempuan mengalami kesurupan saat memimpin jalannya ritual Sarilala atau tolak bala di Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, kaki Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jumat (22/7/2011). Ritual ini jarang dilakukan warga setempat. Sebelumnya pernah dilakukan saat Gunung Sinabung meletus Agustus 2010, dan kali ini kembali dilakukan sebagai harapan agar gunung tidak meletus lagi.
Tambah Tarigan (70) duduk takzim dengan lutut ditekuk. Sirih dan tembakau tersaji di depannya. Kedua tangan keriputnya menyatu di depan dada. Suasana hening. Tiba-tiba tubuhnya bergetar. Hanya sesaat, lalu kembali diam.
Orang-orang di dalam rumah panggung kayu itu tegang menantikan adegan berikutnya. ”Nggo reh nini, kai penungkunen kena (Nenek sudah datang. Kalian mau tanya apa)?” suara Tambah memecah keheningan.
Tiga pemuda desa yang duduk mengitari Tambah lalu bertanya. ”Apakah Sinabung akan meletus lagi?” ujar Sabirin Manurung, pemuda yang biasa menjadi pemandu pendakian.
Mata Tambah terpejam. Suara gemeresak seperti radio rusak keluar dari tenggorokan, sementara bibirnya terkatup. Setelah suara gemeresak berhenti, Tambah berujar, ”Kata ’mereka’, Sinabung tidak akan meletus lagi. Aman.” ”Mereka” yang dimaksud adalah roh-roh leluhur di Sinabung.
”Kenapa tahun lalu Sinabung meletus?” ujar Sabirin lagi. Suara gemeresik kembali terdengar dari tenggorokan Tambah. ”’Mereka’ marah. Warga menambang batu dan melukai ’mereka’. Warga sudah meninggalkan ’mereka’ dan tidak mau mengadakan upacara lagi,” ujar Tambah.
Bagi Tambah, Sinabung bukan hanya batuan. Ia sosok hidup, bisa terluka dan marah. Asap putih yang mengepul dari puncak Sinabung ibarat embusan napas roh-roh gunung.
Roh yang semula tertidur tenang itu bangkit sejak setahun lalu. Sinabung, yang tak pernah tercatat aktif, tiba-tiba meletus pada 29 Agustus 2010. Letusan gunung juga memicu kembalinya kepercayaan tradisional.
Kembali marak
Hanya beberapa hari setelah letusan, para guru si baso disibukkan berbagai upacara. Tambah, misalnya, diminta turut memimpin ritual pemberian sesaji berupa rokok, bunga, dan hasil bumi di dekat Danau Lau Kawar, yang berada persis di kaki Sinabung.
Ritual juga diadakan di Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, dan di Desa Kuta Rakyat, Kecamatan Naman Teran. Seekor kambing putih dan lembu dilepaskan di kaki gunung sebagai persembahan.
Ritual hampir dilakukan sepanjang tahun. Warga biasanya segera mengadakan ritual jika merasa menemukan keganjilan. Seperti yang terjadi di Desa Guru Kinayan, pertengahan Juli 2011.
Beberapa warga mengaku melihat sarilala, semacam bola api, melintasi desa mereka. Khawatir terjadi musibah, terutama karena gunung meletus, warga menaruh sesaji di tempat keramat, seperti sumber air, pohon besar, dan makam kuno.
Guru si baso didaulat menjadi medium untuk meminta kepada roh leluhur. Puluhan warga lalu berduyun-duyun menuju jambur, tempat mereka menari-nari diiringi gendang. Aparat desa pun turut serta dalam ritual tersebut.
Salah seorang warga, Harapan Sembiring (60), turut dalam upacara itu karena berharap desanya tak terkena petaka. Ritual itu juga membawa manfaat lain. Upacara yang dipersiapkan dengan gotong-royong telah membangkitkan kebersamaan. ”Orang-orang tua juga berpesan dalam upacara tadi supaya warga akur, saling tolong, dan berbuat baik,” ujarnya.
Sebelum letusan Sinabung, ritual tradisional sulit ditemui. Rita Smith Kipp, antropolog dari Kenyon College, dalam bukunya, Dissociated Identities Ethnicity, Religion, and Class in an Indonesian Society, 1993, menulis, ritual skala besar mulai jarang dijumpai di Karo sejak 1970-an. Redupnya ritual ini, menurut Rita, tak lepas dari kian banyaknya orang Karo yang memeluk agama formal.
Memudar bukan berarti hilang. Antropolog dari Universitas Sumatera Utara, Sri Alem Sembiring, sejak lama mengamati peran guru si baso sebagai penjaga tradisi. ”Masyarakat memang jarang mengadakan upacara, tetapi kelompok tabib dan guru rutin melakukan ritual di tempat keramat,” ujarnya.
Namun, Sri Alem menangkap perbedaan ritual yang dilakukan sebelum dan sesudah letusan. Sebelum letusan, ritual tidak khusus ditujukan atau terkait gunung. Alasannya, selama ratusan tahun Sinabung tidak pernah meletus sehingga masyarakat tidak lagi memiliki memori yang menakutkan terhadap gunung.
Ketika Sinabung meletus, berbagai ritual yang dasarnya pemberian sesaji alias ercibal untuk tolak bala itu difokuskan ke Sinabung.
Ritual-ritual ini dipimpin guru si baso yang menjadi penghubung antara warga dan roh. Guru diyakini memiliki pengetahuan tentang alam semesta yang berasal dari Yang Kuasa. Mereka juga berfungsi sebagai biak penungkunen, tempat meminta penjelasan dan sehat atas peristiwa aneh yang dialami.
Di sisi lain, warga mengalami krisis kepercayaan terhadap ilmuwan dan pemerintah, yang dianggap gagal memperingatkan soal letusan Sinabung, yang tiba-tiba terjadi. ”Masyarakat berpikir, geolog saja bisa keliru. Itu berarti ada rahasia yang tak terungkap,” ujarnya.
Warga kemudian memilih pasrah dan menyerahkan ”rahasia alam” itu kepada guru si baso. Kepasrahan dan ritual ini menjadi perlindungan dari segala kerumitan fenomena alam yang tak terjelaskan.
Itu pula yang mendorong tiga pemuda desa memilih mendengarkan gemeresik suara dari tenggorokan Tambah Tarigan ketimbang datang ke Pos Pemantauan Gunung Api Sinabung.

Memanen Listrik dari Gunung Api


Pipa-pipa raksasa berjalinan. Sebagian menghunjam dalam perut Gunung Sibayak, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Asap putih mengepul bersamaan dengan listrik yang terpompa keluar tanpa henti. Jika gunung api di Indonesia identik letusan dan bencana, Sibayak merupakan pengecualian. Gunung berketinggian 2.172 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini merupakan sedikit dari gunung api di Indonesia yang telah menjadi ladang listrik bersumber energi panas bumi.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sibayak di Desa Semangat Gunung dan Desa Doulu itu telah menghasilkan listrik berkapasitas 10 megawatt (MW) dan masih berpotensi dimaksimalkan hingga 40 MW.
Sumur panas bumi tersebut dikelola PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). ”Kami bertanggung jawab mengusahakan panas bumi hingga permukaan, sedangkan PT Dizamatra Powerindo yang membangkitkannya menjadi listrik dan menjualnya ke PLN,” kata Sapto Trianggo Nurseto, ahli geosains dari PT Pertamina Geothermal Energy AG Sibayak, saat ditemui di PLTP Sibayak.
Menurut Sapto, prinsip kerja panas bumi mirip dengan memasak air dalam ceret. Dibutuhkan kompor untuk memanaskan ceret agar air di dalamnya mendidih dan memproduksi uap. Uap itulah, dengan suhu dan tekanan tertentu, akan menembus lubang kecil penutup ceret. Dalam perumpamaan ini, kompor adalah batuan panas, lapisan air merupakan reservoir air di bawah batuan, tutup ceret adalah batuan penudung yang menjebak uap air, sedangkan lubang tutup ceret adalah sumur yang harus dibor.
Salah satu isyarat di daerah tersebut memiliki potensi panas bumi adalah keberadaan semburan uap panas (fumarol) dan sumber mata air panas. Tak semua jalur gunung api bisa dibor untuk panas bumi. ”Harus ada syarat batuan panas, reservoir air, dan batuan penudung,” kata Sapto. Dan Gunung Sibayak memiliki semua syarat itu.
Proses pembentukan
Dibelit Cincin Api Pasifik dan diimpit tumbukan tiga lempeng benua yang hiperaktif (Pasifik, Eruro-Asia, dan Indo-Australia), Indonesia memiliki 129 gunung api atau sekitar 30 persen dari total gunung api dunia. Tumbukan lempeng juga membentuk zona subduksi yang panjang, mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, sampai ke Kepulauan Maluku. Di Sumatera, fenomena itu mengakibatkan terbentuknya suatu patahan geser besar (transform fault) yang disebut Zona Patahan Besar Sumatera.
Selama ini, gunung-gunung api dan zona patahan ini lebih merupakan sumber bencana. Padahal, selain limpahan abu vulkanik yang menyuburkan tanah, gunung api dan zona patahan juga menjadi ladang bagi energi panas bumi. ”Zona patahan berpotensi bagi terbentuknya tungku pemanas alami di dalam bumi,” papar Sapto.
Indonesia memiliki potensi panas bumi 40 persen dari cadangan dunia atau mencapai 28.000 MW. Potensi ini merupakan yang terbesar di dunia. Perkiraan itu dari perhitungan setelah mengebor sekitar 244 sumur energi panas bumi dari Aceh sampai Irian Jaya. Namun, potensi itu baru dimanfaatkan sekitar 1.332 MW (4,7 persen dari potensi yang ada), yang menempatkan Indonesia di bawah Filipina (2.000 MW) dan Amerika Serikat (2.700 MW).
Padahal, jika dioptimalkan, Indonesia bisa menjadi negara superpower energi. Tak kurang dari penerima Nobel Perdamian 2007, Al Gore yang mengemukakan hal itu. ”Indonesia bisa menjadi negara superpower energi listrik panas bumi yang memberi manfaat ekonomi bagi Indonesia,” kata Al Gore, dalam pembukaan ”The Climate Project Asia Pacific Summit”, di Balai Sidang Senayan, Jakarta, awal tahun lalu.
Menanggapi pernyataan Al Gore, mantan Kepala Direktorat Vulkanologi dan Geotermal Dirjen Geologi Sumber Daya Mineral Subroto Modjo bersemangat, tetapi kemudian tertawa. ”Betul, enggak salah. Tetapi sepanjang menyangkut potensi yang kita miliki. Kalau menyangkut yang dimanfaatkan, kita jadi malu ha-ha,” katanya.
Subroto adalah salah satu orang yang bertanggung jawab atas pengembangan energi panas bumi pertama kali di Indonesia, yang aktif pada rentang 1974-1988. PLTP pertama kali diresmikan pada tahun 1983 di Kamojang dengan kapasitas terpasang 30 MW.
Indonesia termasuk telat menseriusi energi panas bumi. ”Kita baru merasa perlu mengembangkan panas bumi setelah terinspirasi Selandia Baru yang berhasil dengan panas bumi mereka,” katanya.
Dengan potensi yang ada, ungkapan Al Gore sebenarnya bukanlah isapan jempol. Namun, hingga kini, komentar itu hanya menjadi sindiran, dari kebijakan Indonesia yang lebih memilih mengeruk energi hitam batubara yang masih menjadi primadona.
Volume batubara yang dibakar pada semester I-2011 naik 12 persen dibandingkan dengan semester I-2010. Kini, bauran energi PT PLN pada semester I-2011 adalah batubara (43 persen), bahan bakar minyak (24 persen), gas (21 persen), air (7 persen), dan panas bumi hanya 5 persen.
Belakangan, energi nuklir malah kian dilirik. Ketika Jepang, negara terbaik dalam pengelolaan nuklir, ”menyerah” dengan nuklir dan mematok target agar tahun 2030 semua rumah tangga memanen energi matahari, Indonesia justru mematok target pembangkit tenaga nuklir.

Rumah adat Karo

Rumah adat Karo di Laut Tamar dekat Danau Toba tahun 1870.

Rumah panggung dari kayu itu berdiri menjulang di tengah Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Tiang kayu besar menyangga atap ijuk yang berlumut. Kayu melintang mengikat antartiang. Pasak kayu dan ikatan bambu menjamin keliatan sambungan, agar tak gampang patah saat gempa mengguncang.
Namun, semen yang mengikat tiang-tiang utama rumah dengan fondasi batu telah menafikan segalanya. Bangunan berusia sekitar 250 tahun dan dirancang tahan gempa itu telah kehilangan kekuatannya.
Hingga tiga tahun lalu, tiang-tiang rumah tradisional Karo di Lingga itu masih ditumpukan di atas umpak batu. ”Baru tiga tahun ini fondasinya disemen. Itu proyek bantuan dari pemerintah,” kata Simalem Sinulingga (54), warga Lingga.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo Dinasti Sitepu menjelaskan, proyek itu dikerjakan pada tahun 2009 dengan dana Rp 800 juta, bantuan dari Kementerian Perumahan Rakyat. ”Pengerjaan itu sepenuhnya kami serahkan kepada tukang. Saya baru tahu kalau (fondasinya) disemen semua,” kata Dinasti. Dia berjanji untuk segera mengeceknya. ”Semestinya tidak boleh disemen tiang rumah itu, harus sesuai aslinya.”
Fondasi umpak dalam rumah tradisional Karo merupakan salah satu faktor utama untuk mereduksi gaya lateral gempa, selain material kayu, teknik ikatan pasak, dan kayu melintang yang mengikat antartiang. Dengan sistem fondasi umpak, tiang rumah dapat bergeser apabila digoyang gempa. Pergeseran inilah yang memberikan sifat meredam gempa, yang dalam istilah konstruksi modern dikenal sebagai teknologi base-isolator.
Koen Meyers dan Puteri Watson dalam Legend, Ritual, and Architecture on the Ring of Fire, 2008, menyebutkan, sistem fondasi yang ditumpukan di atas batu pada rumah tradisional bersifat dinamis sehingga lebih tahan menahan gempa. Sistem fondasi umpak ini, yang juga diadopsi oleh berbagai rumah tradisional di Nusantara lainnya, seperti joglo di Yogyakarta dan omo hada di Nias, sengaja diciptakan sebagai kompromi leluhur kita untuk beradaptasi dengan bumi yang kerap dilanda gempa.
Tanah Karo, yang berada di ujung ”Tumor Batak”, merupakan daerah geologi yang ekstrem. Tumor Batak merupakan istilah geolog Belanda, Van Bemmelen, untuk menyebut adanya pembubungan daratan di Sumatera Utara. ”Terjadi pengangkatan dari bawah yang membentuk dataran tinggi, panjangnya 275 km dan lebar 150 km, yang disebut Tumor Batak,” tulis Bemmelen dalam Geology of Indonesia (1949).
Pengangkatan Tumor Batak ini, disebut Bemmelen, menjadi fase awal pembentukan Gunung Toba purba. Saat pembubungan terjadi sebagian magma keluar melalui retakan awal membentuk tubuh gunung. Berbagai penelitian lanjutan menyebutkan, kawasan di Tumor Batak juga diimpit oleh aktivitas tektonik yang hiperaktif karena berada di jalur patahan besar Sumatera. Kombinasi aktivitas tektonik dan vulkanik inilah yang memicu banyak terjadinya gempa bumi di kawasan ini.
Diabaikan
Sayangnya, pemerintah yang semestinya memelihara pengetahuan lokal membangun rumah aman gempa ini ternyata abai dengan tugasnya. Proyek bantuan yang merusak sistem tahan gempa rumah di Desa Lingga ini merupakan cermin ketidakpedulian pemerintah terhadap kearifan lokal.
Selain penyemenan fondasi, rumah-rumah tradisional Lingga lainnya hampir semuanya tak terurus, sebagian besar dibiarkan kosong, dan rusak. Dari enam rumah yang tersisa, hanya dua yang ditinggali warga, itu pun tidak terawat. ”Dulu ada puluhan rumah di sini. Semua roboh karena tak terawat, sekarang tinggal enam rumah,” kata Kepala Desa Lingga Benyamin Ginting.
Para keturunan pemilik rumah memilih tinggal di kota atau memiliki rumah baru yang terbuat dari tembok yang abai prinsip-prinsip tahan gempa. Rumah-rumah tradisional Lingga yang aman dari gempa justru disewakan.
Biasanya, penghuni atau penyewa rumah tradisional itu akan pindah begitu punya rumah baru. ”Fungsi rumah adat tak ubahnya rumah singgah bagi warga miskin yang belum punya rumah. Makanya sulit mengharapkan mereka bisa merawatnya,” tambah Benyamin.
Rumah-rumah tradisional itu pun terus berkurang, roboh satu per satu. Padahal, bersama robohnya rumah-rumah itu, hilang pula pengetahuan lokal tentang strategi adaptasi terhadap kondisi bumi yang rentan gempa bumi.

Gunung Sibayak Pemberi Kehidupan


Udara sejuk membuat sinar matahari terasa lembut. Hamparan ladang sayur menghijau, memanjakan mata. Berseling dengan tanaman jeruk yang menguning. Ungkapan ”Tanah Karo Simalem”, Karo yang nyaman dan menyenangkan, terasa pas betul.
Suasana itu tak lepas dari kehadiran gunung-gunung yang mengelilingi Karo, utamanya dua gunung api aktif, Sibayak dan Sinabung. Diberkahi tanah subur hasil pelapukan material vulkanik selama ribuan tahun, limpahan air dari lereng pegunungan, dan udara yang sejuk menjadikan Karo sebagai pusat sayuran terbesar di Sumatera Utara.
Kabupaten Karo terletak sekitar 77 kilometer arah selatan Medan. Berada di ketinggian 800-1.400 mdpl, suhu udara di sana terasa sejuk, rata-rata 17-20 derajat celsius. Sayuran dan buah-buahan menjadi denyut nadi masyarakat setempat. Sebanyak 72,3 persen dari 370.619 penduduk Kabupaten Karo hidup sebagai petani.
Sri Alem Sembiring, Antropolog dari Universitas Sumatera Utara, mengungkapkan, kepiawaian masyarakat Karo dalam bertani diwariskan turun-temurun. Mereka mengembangkan
pola bertani yang mencampur berbagai jenis tanaman dalam satu lahan. ”Tanpa sadar mereka memerhatikan keanekaragaman hayati,” ujarnya.
Pada tahun 1950-an, petani Karo sempat mengalami masa keemasan dengan mengekspor sayuran ke Singapura dan Malaysia.
Ruang spiritual
Ketergantungan ekonomi terhadap lingkungan membuat gunung-gunung mendapat tempat tinggi dalam alam pikir warga. Gunung juga menjadi ruang spiritual bagi masyarakat Karo.
Di Gunung Sibayak, ruang-ruang spiritual itu tampak jelas. Suatu siang di pertengahan Juli 2001, di kolam pemandian air panas Lau Debuk-Debuk, Sabar Kita Karo dan Baginta Simanjorang menggelar tikar dan menyusun sesaji dengan arah hadap ke Gunung Sibayak.
Sabar berkeramas di salah satu kolam air panas, kemudian membungkus kepalanya dengan kain putih. Di atas tikar mereka menggelar sesaji berupa rokok yang dijepitkan ke ranting, kelapa, pisang, dan sirih. Bagi Sabar, Sibayak merupakan rumah leluhur. Sebulan sekali dia melakukan ritual di sana.
Air panas Lau Debuk-Debuk di ketinggian 1.500 mdpl itu merupakan salah satu titik keramat di kawasan Sibayak. Mata air panas muncul melalui retakan aliran lava di daerah selatan Sibayak. Selain di kolam Lau Debuk-Debuk, air panas itu ditampung dan dikelola warga sebagai tempat pemandian air panas.
Selain Lau Debuk-Debuk, Sabar mengatakan, ada beberapa lokasi di Sibayak yang dianggapnya sakral, seperti batu marlunglung dan batu takal (kepala) kuda di Puncak Sibayak.
Sri Alem Sembiring bersama sejumlah mahasiswa pernah mengidentifikasi titik-titik yang dikeramatkan di Sibayak. ”Titik-titik itu berupa sumber air panas, tebing, dan batu yang juga merupakan titik rawan bagi keselamatan orang kampung,” ujarnya.
Titik-titik itu menjadi tempat khusus yang dirawat, dijaga, dan tidak boleh diganggu oleh warga yang masih meyakininya. Jika tempat itu terganggu, mereka meyakini akan terjadi sesuatu yang buruk terhadap kampung mereka. Selain itu, titik-titik ritual ini menjadi sumber penting pengetahuan lokal.
Keberadaan air panas sebetulnya menjadi pertanda aktifnya Gunung Sibayak (2.094 mdpl). Sibayak termasuk gunung api tipe B lantaran tidak terdapat kegiatan magmatik sejak tahun 1600. Tanda aktifnya gunung itu lebih jelas lagi dengan adanya hamparan ladang solfatara berupa ”noda” kekuningan belerang dengan uap panas yang menyembur dari dalam bumi.
Titik spiritual lain ada di takal kuda, seperti disebutkan oleh Sabar. Konon, lantaran bentuknya mirip dengan kepala kuda jika dari jauh, batuan ini disebut takal kuda.
Selain bebatuannya yang disakralkan, proses pendakian ke Sibayak juga memiliki makna sendiri. Sebagian masyarakat Karo masih percaya, siapa yang ingin kaya, sebaiknya mendaki Sibayak. Dalam bahasa Karo, sibayak bisa diartikan ”orang kaya”.
Legenda yang menyelimuti gunung ini memang terkait hasrat manusia akan pengejaran materi walaupun tak jarang kemudian berbuah petaka yang disesali selamanya. Kisahnya tentang Kandibata, tabib sakti yang mengabaikan putrinya yang sakit demi mengejar bayaran dari menyembuhkan warga di negeri lain.
Dari Puncak Sibayak pagi itu, ”Tanah Karo Simalem” terlihat menghampar luas, hijau, dan menyimpan kekayaan.

Geowisata Toba yang Diabaikan

Danau Toba terlihat dari Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (25/7/2011). Danau Toba adalah danau terbesar di Indonesia. Danau hasil volcano tektonik terbesar di dunia, dengan panjang danau 87 kilometer dan lebar 27 kilometer, terbentuk dari letusan gunung berapi raksasa (supervolcano) yang terjadi sekitar 74 ribu tahun lalu. 

Toba, danau tropis nan elok di jalur khatulistiwa, dengan udara hangat dan angin semilir. Panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer, menobatkan danau ini sebagai danau vulkanik terluas di dunia.
Ditambah fakta, danau ini adalah kaldera supervolcano yang letusannya terdahsyat di dunia, semestinya cukup menjadikan Danau Toba sebagai daerah tujuan wisata utama.
Daya tarik wisata itu meliputi tiga unsur, yakni keunikan penampilan, latar belakang sejarah, dan fungsi bagi kehidupan. Toba memiliki ketiga-tiganya. Apanya yang kurang dengan gelar yang disandang Toba? Salah satu kekurangannya adalah akses informasi yang terbatas.
Sejauh ini, banyak wisatawan ”tersesat” dan tak tahu bagaimana mengagumi bekas Gunung Toba yang letusannya pernah mengakibatkan dunia memasuki periode enam tahun kegelapan total dan 1.000 tahun musim dingin vulkanik. Di lokasi wisata sekitar Danau Toba, tak ada pamflet atau poster yang bisa memperkaya bagaimana cara menikmati sejarah dan keunikan geologi Danau Toba.
Rajit (22), karyawan swasta dari Jakarta, melancong ke Tomok di Pulau Samosir, hanya bisa melihat kekayaan budaya dan keindahan lanskap.
Andrea Gurau, turis asal Austria, datang dengan alasan serupa. Awalnya dia tak mengetahui kalau Toba merupakan kaldera. Begitu mencari informasi di internet, barulah informasi itu didapat, dahsyat betul. Setelah tahu kebesaran nama Toba, Andrea mengajak pasangannya, Dejaw Petrovic, untuk bertekad mengunjungi Toba. ”Akan tetapi, sayang sekali, di sini sulit mengetahui jejak-jejak letusan. Jika ada informasi seperti itu di lokasi, akan sangat membantu,” ujarya.
Dia menekankan, informasi kebumian di sekitar Toba, apalagi jika ada Museum Letusan Toba, akan memberi makna lebih bagi wisatawan.
Warga lokal pun sedikit yang tahu bahwa Toba adalah kaldera gunung api dan Pulau Samosir merupakan dasar danau yang mengalami pengangkatan. Mereka juga tak tahu jika bukti- bukti geologi bisa ditemukan di sekitar Toba.
Padahal, bukti-bukti geologi dengan mudah bisa dilihat di tepi jalan, yaitu berupa lapisan abu vulkanik, fosil ganggang atau diatomae, misalnya. ”Kami belum pernah mendengar hal itu,” kata Jabalos Simbolon (24), Ketua Karang Taruna Kabupaten Samosir.
Menurut warga Samosir lainnya, Ifi D Sitanggang (25), lebih banyak warga yang memahami Pulau Samosir ataupun Danau Toba dari logika mitos. Hanya sebagian generasi mudanya yang mendapatkan pemahaman ilmiah tentang Toba dan Samosir dari bangku sekolah.
Polesan geowisata
Toba adalah aset wisata bertaraf internasional yang terabaikan dari hal-hal kecil. Di dunia ini, lokasi-lokasi wisata bernilai geologi penting, berlomba-lomba mengelola kawasan wisata dengan serius. Salah satunya mengikuti konsep geopark atau taman bumi yang dikembangkan Organisasi
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unesco).
Kawasan yang mendapat predikat taman bumi Unesco melambung namanya di tingkat internasional dan menjadi rujukan wisatawan dunia. Hingga kini, setidaknya ada 77 taman bumi dari 24 negara. Dari jumlah itu, tak satu pun berasal dari Indonesia. Negara tetangga kita sudah memulainya, yakni Malaysia dengan Langkawi dan Vietnam dengan Dong Van Karst Plateau-nya.
Dengan potensi Toba yang begitu memesona sekaligus megah, tentu tak ada yang bisa menyangkal jika Danau Toba layak menjadi taman bumi. Sayangnya, untuk menjadi taman bumi, terasa sulit karena hingga kini Toba masih bergulat dengan hal-hal sepele, seperti tiadanya informasi berkualitas, kawasan yang tak tertata, dan minimnya akomodasi.
Karena kendala itu, geolog dari Museum Geologi, Indyo Pratomo, mengatakan, kita tak harus memakai konsep taman bumi dari Unesco jika memang belum mampu. Untuk Toba, pendekatan prinsip-prinsip geowisata bisa langsung dipakai daripada pendekatan taman bumi yang justru riskan bagi manajemen yang korup.
”Geopark memang memproteksi sebuah kawasan dari berbagai sisi, mulai dari geologi, biologi, keanekaragaman hayati, hingga budayanya. Namun, hati-hati, status geopark hanya diberikan selama tiga tahun. Setelah itu akan dinilai lagi, betul tidak wisata tersebut juga menyejahterakan masyarakat,” kata Indyo.
Jika ternyata manajemen kesejahteraan masyarakat lokal tak dilaksanakan, status geopark dicabut. ”Itu artinya kita mempromosikan kegagalan Indonesia ke dunia luar,” kata Indyo.
Prinsip geowisata lebih sederhana, yaitu memperkaya atau menambahkan informasi geologi untuk obyek wisata, baik untuk daerah tujuan wisata maupun untuk pengembangan wisata. Dampaknya, pengunjung bisa mendapatkan informasi baru sambil berekreasi. Secara teknis, hal itu bisa dilakukan dengan membuat leaflet, brosur, poster, atau buku wisata yang juga mengurai tentang khazanah geologi Toba.