Dukun perempuan mengalami kesurupan saat memimpin jalannya ritual
Sarilala atau tolak bala di Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, kaki
Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jumat (22/7/2011).
Ritual ini jarang dilakukan warga setempat. Sebelumnya pernah dilakukan
saat Gunung Sinabung meletus Agustus 2010, dan kali ini kembali
dilakukan sebagai harapan agar gunung tidak meletus lagi.
Tambah Tarigan (70) duduk takzim dengan lutut ditekuk. Sirih dan
tembakau tersaji di depannya. Kedua tangan keriputnya menyatu di depan
dada. Suasana hening. Tiba-tiba tubuhnya bergetar. Hanya sesaat, lalu
kembali diam.
Orang-orang di dalam rumah panggung kayu itu
tegang menantikan adegan berikutnya. ”Nggo reh nini, kai penungkunen
kena (Nenek sudah datang. Kalian mau tanya apa)?” suara Tambah memecah
keheningan.
Tiga pemuda desa yang duduk mengitari Tambah lalu
bertanya. ”Apakah Sinabung akan meletus lagi?” ujar Sabirin Manurung,
pemuda yang biasa menjadi pemandu pendakian.
Mata Tambah
terpejam. Suara gemeresak seperti radio rusak keluar dari tenggorokan,
sementara bibirnya terkatup. Setelah suara gemeresak berhenti, Tambah
berujar, ”Kata ’mereka’, Sinabung tidak akan meletus lagi. Aman.”
”Mereka” yang dimaksud adalah roh-roh leluhur di Sinabung.
”Kenapa tahun lalu Sinabung meletus?” ujar Sabirin lagi. Suara gemeresik
kembali terdengar dari tenggorokan Tambah. ”’Mereka’ marah. Warga
menambang batu dan melukai ’mereka’. Warga sudah meninggalkan ’mereka’
dan tidak mau mengadakan upacara lagi,” ujar Tambah.
Bagi
Tambah, Sinabung bukan hanya batuan. Ia sosok hidup, bisa terluka dan
marah. Asap putih yang mengepul dari puncak Sinabung ibarat embusan
napas roh-roh gunung.
Roh yang semula tertidur tenang itu
bangkit sejak setahun lalu. Sinabung, yang tak pernah tercatat aktif,
tiba-tiba meletus pada 29 Agustus 2010. Letusan gunung juga memicu
kembalinya kepercayaan tradisional.
Kembali marak
Hanya beberapa hari setelah letusan, para guru si baso disibukkan
berbagai upacara. Tambah, misalnya, diminta turut memimpin ritual
pemberian sesaji berupa rokok, bunga, dan hasil bumi di dekat Danau Lau
Kawar, yang berada persis di kaki Sinabung.
Ritual juga diadakan
di Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, dan di Desa Kuta Rakyat,
Kecamatan Naman Teran. Seekor kambing putih dan lembu dilepaskan di kaki
gunung sebagai persembahan.
Ritual hampir dilakukan sepanjang
tahun. Warga biasanya segera mengadakan ritual jika merasa menemukan
keganjilan. Seperti yang terjadi di Desa Guru Kinayan, pertengahan Juli
2011.
Beberapa warga mengaku melihat sarilala, semacam bola api,
melintasi desa mereka. Khawatir terjadi musibah, terutama karena gunung
meletus, warga menaruh sesaji di tempat keramat, seperti sumber air,
pohon besar, dan makam kuno.
Guru si baso didaulat menjadi
medium untuk meminta kepada roh leluhur. Puluhan warga lalu
berduyun-duyun menuju jambur, tempat mereka menari-nari diiringi
gendang. Aparat desa pun turut serta dalam ritual tersebut.
Salah seorang warga, Harapan Sembiring (60), turut dalam upacara itu
karena berharap desanya tak terkena petaka. Ritual itu juga membawa
manfaat lain. Upacara yang dipersiapkan dengan gotong-royong telah
membangkitkan kebersamaan. ”Orang-orang tua juga berpesan dalam upacara
tadi supaya warga akur, saling tolong, dan berbuat baik,” ujarnya.
Sebelum letusan Sinabung, ritual tradisional sulit ditemui. Rita Smith
Kipp, antropolog dari Kenyon College, dalam bukunya, Dissociated
Identities Ethnicity, Religion, and Class in an Indonesian Society,
1993, menulis, ritual skala besar mulai jarang dijumpai di Karo sejak
1970-an. Redupnya ritual ini, menurut Rita, tak lepas dari kian
banyaknya orang Karo yang memeluk agama formal.
Memudar bukan
berarti hilang. Antropolog dari Universitas Sumatera Utara, Sri Alem
Sembiring, sejak lama mengamati peran guru si baso sebagai penjaga
tradisi. ”Masyarakat memang jarang mengadakan upacara, tetapi kelompok
tabib dan guru rutin melakukan ritual di tempat keramat,” ujarnya.
Namun, Sri Alem menangkap perbedaan ritual yang dilakukan sebelum dan
sesudah letusan. Sebelum letusan, ritual tidak khusus ditujukan atau
terkait gunung. Alasannya, selama ratusan tahun Sinabung tidak pernah
meletus sehingga masyarakat tidak lagi memiliki memori yang menakutkan
terhadap gunung.
Ketika Sinabung meletus, berbagai ritual yang
dasarnya pemberian sesaji alias ercibal untuk tolak bala itu difokuskan
ke Sinabung.
Ritual-ritual ini dipimpin guru si baso yang
menjadi penghubung antara warga dan roh. Guru diyakini memiliki
pengetahuan tentang alam semesta yang berasal dari Yang Kuasa. Mereka
juga berfungsi sebagai biak penungkunen, tempat meminta penjelasan dan
sehat atas peristiwa aneh yang dialami.
Di sisi lain, warga
mengalami krisis kepercayaan terhadap ilmuwan dan pemerintah, yang
dianggap gagal memperingatkan soal letusan Sinabung, yang tiba-tiba
terjadi. ”Masyarakat berpikir, geolog saja bisa keliru. Itu berarti ada
rahasia yang tak terungkap,” ujarnya.
Warga kemudian memilih
pasrah dan menyerahkan ”rahasia alam” itu kepada guru si baso.
Kepasrahan dan ritual ini menjadi perlindungan dari segala kerumitan
fenomena alam yang tak terjelaskan.
Itu pula yang mendorong tiga
pemuda desa memilih mendengarkan gemeresik suara dari tenggorokan
Tambah Tarigan ketimbang datang ke Pos Pemantauan Gunung Api Sinabung.
Kamis, 16 Agustus 2012
Bangkitnya Ritual Orang Gunung
Related Posts:
Sony Ericsson Xperia Active Sony Ericsson Xperia Active Sony Ericsson belum lama ini meluncurkan smartphone terbarunya "Xperia Active". Xperia Active ditujukan pada kalangan gadget holic yang aktif dan sporty. Fitur, desain, dan aksesori ditempelk… Read More
Javelin Blackberry 8900Spesifikasi handset: Camera (3.2 MP) Wi-Fi Support Built-in GPS Enhanced Media Player Video Recording BlackBerry Maps Wireless Email Organizer Browser Phone Corporate Data Access SMS/MMS Ukuran & berat: Tinggi: 4.29 inch… Read More
HP Photosmart Ink Advantage e-All-in-One Printer K510a HP Photosmart Ink Advantage e-All-in-One Printer K510a HP Photosmart Ink Advantage e-All-in-One Printer K510a merupakan mesin pencetak yang dapat mencetak apapun hanya dengan sentuhan jarak jauh. Dengan adanya sebuah d… Read More
PlayStation Vita PlayStation Vita Sony merilis game console portable terbarunya, kali ini diberi nama PS Vita. PS Vita masuk terlebih dahulu ke pasar Indonesia yaitu versi Wi-FI, kemudian menyusul versi 3G + Wi-Fi. Gam console ini sanga… Read More
Canon Powershot D20 Canon Powershot D20 Gagah, tahan banting, tahan air merupakan kesimpulan yang tepat untuk kamera Canon powershot D20 yang cocok untuk Anda yang gemar berpetualang di alam bebas atau gemar mempunyai hobi menyelam untuk m… Read More
0 komentar:
Posting Komentar